Islamedia: Menyikapi Berbagai bencana alam yang telah menimpa Indonesia mulai dari air bah di Wasior, tsunami di Metawai dan letusan Gunung Merapi di Yogyakarta. Dewan Syariah Pusat Partai Keadilan Sejahtera (DSP PKS) mengeluarkan Tadzqiroh/peringatan kepada seluruh kader PKS pada khususnya dan seluruh masyarakat Indonesia pada umumnya.
TADZKIROH DEWAN SYARI’AH PUSAT PARTAI KEADILAN SEJAHTERA
NOMOR: 12/TK/DSP-PKS/1431H
TENTANG SERUAN UNTUK KEPRIHATINAN DAN MUNAJAT NASIONAL
MUQADDIMAH
Bangsa Indonesia sekarang ini menghadapi situasi dan kondisi yang sungguh sangat memprihatinkan. Musibah demi musibah susul menyusul seolah tidak kunjung berhent. Pada penghujung tahun 2010 ini, begitu banyak musibah yang terjadi, musibah di Wasior Papua Barat, Tsunami di kepulauan Mentawai Sumatera Barat. Dan erupsi gunung Merapi di Jogyakarta dan Jawa Tengah yang masih terus meluncurkan awan panasnya. Belum lagi musibah lainnya seperti tabrakan kereta api, banjir bandang di beberapa kota seperti, Jakarta dan lainnya. Korbanpun terusmenerus berjatuhan, nyawa dan harta benda hilang melayang.
Sebagai bagian dari bangsa Indonesia, kita sangat prihatin atas musibah ini.
Mengucapkan duka cita dan belasungkawa yang sangat mendalam kepada seluruh korban musibah, baik yang meninggal maupun yang menderita sakit. Berempati kepada keluarga korban yang kehilangan sanak saudara, harta benda yang sangat banyak, semoga musibah ini memberikan hikmah dan pelajaran yang berharga bagi kita semua, membuat kita semakin mendekat kepada Allah Ta’ala, arif dan dewasa dalam menyikapi setiap kejadian dan musibah.Bagi kita semua di seluruh Indonesia yang tidak terkena musibah secara langsung, baik pejabat pemerintah maupun rakyat, maka berkewajiban untuk membantu baik
dengan harta maupun tenaga dan bergotong-royong mengurangi beban dan
penderitaan korban musibah.
RENUNGAN
Pada saat yang sama kita juga harus merenung dan muhabah (introspeksi diri) terhadap seluruh kejadian ini. Isyarat apakah ini ? Adakah orang yang mau belajar dan mengambil pelajaran ?
Sesungguhnya gerakan bumi dan fenomena alam semesta seperti hujan, angin, ombak, panas, pergereran lempeng bumi dll. Begitu juga aktifitas bumi dan alam semesta yang menimbulkan musibah dan bencana bagi manusia dan kehidupan, tidaklah terjadi begitu saja, akan tetapi semuanya atas rencana dan kekuasaan Allah Ta’ala. Perhatikan Firman Allah SWT bahwa langit dan bumi tunduk patuh kepada Allah dan bergerak sesuai dengan perintah Allah:
“Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: "Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa". keduanya menjawab: "Kami datang dengan suka hati" (QS Fushilaat 11).
“Maka apakah mereka mencari agama yang lain dari agama Allah, padahal kepada- Nya-lah menyerahkan diri segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa dan Hanya kepada Allahlah mereka dikembalikan”.
“Hanya kepada Allah-lah sujud (patuh) segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan kemauan sendiri ataupun terpaksa (dan sujud pula) bayang-bayangnya di waktu pagi dan petang hari. Katakanlah: "Siapakah Tuhan langit dan bumi?"
Jawabnya: "Allah". Katakanlah: "Maka patutkah kamu mengambil pelindungpelindungmu dari selain Allah, padahal mereka tidak menguasai kemanfaatan dan tidak (pula) kemudharatan bagi diri mereka sendiri?". Katakanlah: "Adakah sama orang buta dan yang dapat melihat, atau samakah gelap gulita dan terang benderang; apakah mereka menjadikan beberapa sekutu bagi Allah yang dapat menciptakan seperti ciptaan-Nya sehingga kedua ciptaan itu serupa menurut pandangan mereka?" Katakanlah: "Allah adalah Pencipta segala sesuatu dan Dialah Tuhan yang Maha Esa lagi Maha Perkasa".
Manusia tidak ada yang dapat selamat, kecuali dengan taufiq dan perlindungan Allah. Gunung Merapai yang terus-menerus memuntahkan awan panas tidak ada yang dapat menghentikan kecuali Allah. Kekuasaan dan rencana Allah Ta’ala terjadi bukan hanya pada yang besar-besar, bahkan yang kecilpun tidak luput dalam rencana dan kekuasaan Allah, perhatikan ayat ini:
”Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali dia sendiri, dan dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfudz)" (QS Al-An’am 59)
Dan perhatikan juga korelasi kekuasaan Allah dan rencananya terkait gerakan bumi yang menimbulkan musibah dan keberkahan terhadap prilaku manusia:
”Sesungguhnya bagi kaum Saba' ada tanda (kekuasaan Tuhan) di tempat kediaman mereka yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri. (kepada mereka dikatakan): "Makanlah olehmu dari rezki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan yang Maha Pengampun". Tetapi mereka berpaling, Maka kami datangkan kepada mereka banjir yang besar dan kami ganti kedua kebun mereka dengan dua kebun yang ditumbuhi (pohon-pohon) yang berbuah pahit, pohon Atsl dan sedikit dari pohon Sidr.Demikianlah kami memberi balasan kepada mereka Karena kekafiran mereka. dan kami tidak menjatuhkan azab (yang demikian itu), melainkan Hanya kepada orang-orang yang sangat kafir”.
” Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. Maka apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari
kedatangan siksaan Kami kepada mereka di malam hari di waktu mereka sedang
tidur?Atau apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di waktu Dhuha (matahari sepenggalahan naik) ketika mereka sedang bermain? Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah (yang tidak terduga-duga)? Tiadalah yang merasa aman dari azab Allah kecuali orang-orang yang merugi.” (QS Al- A’raaf 96-99)
MUHASABAH DAN MUNAJAT
Setiap bencana dan musibah yang menimpa di suatu tempat atau negeri, tidaklah
terjadi secara kebetulan dan tanpa sebab. Musibah itu pasti ada sebabnya. Oleh karena itu marilah kita melakukan muhasabah akan musibah yang terus-menerus menimpa kita. Marilah kita bermunajat (memohon dan mendekatkan diri pada Allah).
1. Musibah demi musibah ini harus menyadarkan kita akan kelemahan dan kerendahan kita dihadapan Allah Yang Maha Kuasa. Mengakui kesalahan dan dosa kita kemudian bertekad memperbaiki diri, beristighfar dan bertaubat kepada Allah dengan taubat yang sebenarnya. Taubat dari kemusyrikan,keyakinan yang salah, kewajiban yang ditinggalkan dan kemaksiatan yang dilanggar.
“Hai manusia, kamulah yang butuh kepada Allah; dan Allah Dia-lah Yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji” (QS Faathir 15).
Dan (Hud berkata): "Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu, dan dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa." (QS Hud 52)
2. Memasuki bulan Dzulhijjah, marilah kita memanfaatkan momentum ini untuk memperbanyak doa, dzikir, ibadah, amal sholih dan melakukan mobilisasi kebaikan, membantu korban musibah. Rasulullah saw bersabda:
Dari Ibnu Abbas ra berkata, Rasulullah saw. bersabda, ”Tiada hari dimana amal shalih lebih dicintai Allah melebihi hari-hari ini –yaitu sepuluh hari pertama Zhulhijjjah.“ Sahabat bertanya, ”Ya Rasulallah saw, tidak juga jika dibandingkan dengan jihad di jalan Allah?“ Rasul saw. menjawab, ”Tidak juga dengan jihad, kecuali seorang yang berjihad dengan jiwa dan hartanya serta tidak kembali (gugur sebagai syahid).” (HR Bukhari)
” Pelaku kebaikan akan terhindarkan dari keburukan, sedekah yang dirahasiakan memadamkan kemurkaan Allah, silaturahim menambah umur” (HR At-Tabrani)
3. Etika bagi orang-orang yang terkena musibah adalah bersabar, berbaik sangka kepada Allah, tidak putus asa. Kemudian berusaha bangkit mencari solusi untuk mengatasi masalah.
”Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun".Mereka Itulah yang mendapat keberkatan yang Sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka Itulah orang-orang yang mendapat petunjuk” (QS Al-Baqarah 155-157).
4. Bagi kita semua bangsa Indonesia, pejabat pemerintah, penegak hukum, wakil rakyat di pusat maupun daerah dan seluruh rakyat harus meningkatkan syukur kita kepada Allah Ta’ala atas ni’mat dan karunia kekayaan alam ini, dengan cara mengelolanya secara lebih amanah, adil dan profesional. Dan semua itu kita lakukan dalam rangka beribadah kepada Allah. Allah Ta’ala berfirman:
”Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan;"Sesungguhnya jika kamu bersyukur,pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih"(QS Ibrahim 7) .
SERUAN
Melalui rangkaian musibah nasional ini boleh jadi merupakan isyarat bahwa Allah SWT sesungguhnya sedang memberi kesempatan kepada kita putra-putra bangsa, untuk menunjukkan kesadaran nasional. Dengan gerakan relijius, keadaban dan historis yang dilakukan secara masif pelbagai bentuk Taqarrub, Qunut Nazilah dan Munajat Nasional. Diserukan oleh Presiden RI, di dukung oleh ketua DPR/DPD RI, para pemimpin organisasi dan komunitas di seluruh tanah air. Tepat jika mengambil momentum 10 hari pertama bulan Dzulhijjah 1431 dan dengan dipimpin oleh amirulhajj, seluruh jamaah haji Indonesia melakukannya dengan lebih khusyu’ di tanah suci, terutama di padang ’Arafah. Semoga Allah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat, melihat keseriusan kita dan mendengar keprihatinan serta munajat kita.
PENUTUP
Akhirnya, semoga Allah Ta’ala memberikan kebaikan dan keberkahan kepada kita, menjauhkan kita dari segala musibah, menjadikan kita hamba yang pandai bersyukur atas segala ni’mat-Nya, menghapuskan segala dosa dan kesalahan kita. Amien
28 Jakarta, Dzulqa’dah 1431 H/5 November 1431 M
DEWAN SYARI’AH PUSAT PARTAI KEADILAN SEJAHTERA
KH. DR. SURAHMAN HIDAYAT, MA
KETUA
KETUA
Comments :
0 komentar to “Tadzkirah DSP PKS tentang Keprihatinan dan Munajat Nasional”
Posting Komentar