
SEMARANG- Penggunaan air bawah tanah (ABT) yang dinilai sudah berlebihan, selain mengancam lingkungan, juga menjadi pesaing PDAM yang sulit terkalahkan saat ini. Perlu adanya pengaturan pembuatan ABT.
Wakil Ketua Komisi B DPRD Kota Semarang, Ari Purbono mengatakan, PDAM untuk meningkatkan kinerjanya dengan salah satunya menambah jumlah pelanggan belum mampu optimal.
Ia menyebutkan contoh salah satu perusahaan yang menggunakan ABT besar-besaran, namun juga menjadi pelanggan PDAM, yakni pengerjaan proyek hotel baru di Jalan Pemuda. Hal ini terbukti berdampak lingkungan, yakni sumur di beberapa RT sekitar proyek mengalami penyusutan volume air.
Ari yang sempat tinggal di wilayah Sekayu mengatakan, warga telah mendapat kompensasi dari kontraktor proyek berupa bantuan air dan dana. Menurutnya hal tersebut bukan merupakan solusi melainkan sebuah pembohongan kepada warga karena yang terjadi sebenarnya adalah pengrusakan lingkungan.
Ada Penataan
Terpisah, Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Semarang, Ulfi Imran mengatakan, saat ini Pemkot sedang mengupayakan Raperda ABT yang dikomandoi Dinas PSDA dan ESDM. Diharapkan Raperda itu sudah bisa rampung pada tahun ini. Secara umum ia menilai memang sudah perlu adanya penataan.
Penggunaan ABT di Kota Semarang ini pernah menjadi bahan penelitian lembaga nirlaba Amrta Institute, Yayasan Tifa, dan Program Magister Lingkungan dan Perkotaan (PMLP) Unika Soegijapranata pada tahun 2009. Banyak industri di Kota Semarang yang menggunakan ABT, meski perusahaan itu juga menjadi pelanggan PDAM. (H22,H54-18)

Comments :
0 komentar to “PKS : PDAM Kota Semarang Kinerjanya belum Optimal”
Posting Komentar