Kecam Serangan Moskow, Qaradawi Desak Militan Tinjau Konsep Jihad

DOHA (SuaraMedia News) – Cendekiawan Islam dari Qatar, Dr Sheikh Yousuf al-Qaradawi, pada hari Sabtu (3/4) mengecam serangan bom di kereta api bawah tanah Moskow baru-baru ini, mengatakan bahwa kelompok militan yang menarget warga sipil harus meninjau ulang keyakinan jihad yang mereka adopsi.

Dalam khotbah Jumatnya, Sheikh Qaradawi mengatakan bahwa jihad hanya boleh defensif dan bahwa orang-orang non-militer tidak boleh menjadi target dalam suatu perang.

”Al Qur’an mengatakan bahwa membunuh orang yang tak bersalah sama saja dengan membunuh seluruh umat manusia. Untuk alasan ini, Islam melarang pasukan Muslim membunuh kaum wanita, anak-anak atau orang tua di masa perang,” ujar Sheikh Qaradawi di hadapan jamaah Masjid Omar bin al-Khattab.

Qaradawi, yang merupakan ketua Perhimpunan Cendekiawan Muslim Internasional ini, mendesak kelompok-kelompok militan Islam untuk meninjau ulang keyakinan mereka tentang jihad, mengatakan bahwa serangan yang mereka lakukan terhadap warga sipil menuntun para pencela Islam mencap kaum Muslim sebagai ”teroris”.

”Kejahatan-kejahatan semacam itu hanya melukai Islam dan Al Qur’an. Keduanya bahkan digunakan sebagai alasan untuk menuduh Islam sebagai agama kekerasan dan teror,” tambahnya.

Merujuk pada bom bunuh diri kembar yang mengguncang sistem kereta api bawah tanah Moskow minggu lalu, Qaradawi membantah bahwa serangan itu memiliki kaitan dengan peraturan jihad.

”Islam tidak membolehkan membunuh orang-orang yang tak bersalah di dalam perang bahkan jika mereka bukan Muslim. Orang-orang yang terlibat saat sedang berangkat kerja itu tidak bersalah dan tidak dapat dimintai pertanggungjawaban atas kesalahan yang dilakukan oleh para pemimpin politik mereka,” ujarnya menambahkan.

Meski demikian, ia mendesak para pemimpin Rusia untuk memulai sebuah dialog politik dengan kelompok militan Kaukasus dan tidak mengambil jalan ke angkatan bersenjata untuk menyelesaikan konflik.

”Saya harap para pemimpin Rusia akan mengadakan sebuah dialog yang membangun. Mereka bahkan bisa meminta beberapa negara Arab atau Muslim untuk memediasi antara Rusia dan militan Kaukasus,” tambahnya.

Sang cendekiawan mencela hasil konferensi Liga Arab baru-baru ini, yang menurutnya, gagal mencabut blokade yang diterapkan di Jalur Gaza oleh Israel atau mengatasi agresi Zionis di Yerusalem.

”Sayangnya, para pemimpin Arab tidak lagi mampu menyelesaikan perselisihan apa pun, baik itu antar Arab atau dengan Israel. Meskipun mereka bertemu setiap tahun, mereka gagal melakukan sesuatu yang berguna bagi persoalan utama rakyat Arab, yaitu Palestina dan Yerusalem,” ujarnya, sembari mendesak warga Arab untuk bangkit melawan para pemimpin mereka dan menekan mereka. (rin/gt) www.suaramedia.com