INILAH.COM, Jakarta - Usulan berbagai kelompok termasuk partai politik atas penganugerahan gelar pahlawan nasional terhadap almarhum Gus Dur menjadi polemik. Usulan itu dinilai sarat kepentingan politik.
Hal itu ditegaskan pengamat komunikasi politik dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Wisnu Martha Adiputra. Menurut dia, meneruskan visi Gus Dur terkait pembelaan kaum minoritas, kelompok marginal dan menyuburkan semangat pluralitas jauh lebih penting ketimbang upaya simbolisasi gelar pahlawan nasional,.
“Saya melihat ada kepentingan politis dari partai politik,” ujarnya kepada R Ferdian Andi R wartawan INILAH.COM melalui saluran telepon dari Yogyakarta, Sabtu (2/1).
Selain persoalan usulan gelar pahlawan nasional kepada Gus Dur, Wisnu juga menyoroti perihal rebutan ‘wasiat’ Gus Dur di tengah-tengah elit PKB. Berikut wawancara lengkapnya:
Beberapa pihak termasuk partai politik mengusulkan almarhum KH Abdurrahman Wahid mendapat gelar pahlawan nasional. Apakah ini ada upaya politisasi apalagi tak bisa dipungkiri respons pubik terhadap Gus Dur luar biasa?
Saya melihat ada kepentingan politis dari partai politik. Respon publik yang besar terhadap Gus Dur jelas berpengaruh. Banyak partai politik yang melihat, sisi politik Gus Dur banyak mendapat dukungan.
Dengan meninggalnya Gus Dur, visi pluralisme, pembelaan kepada kelompok marginal itu ternyata memang banyak yang mendukung. Saya juga melihat, baru Gus Dur yang didoain oleh enam agama, dari semua golongan, suku dan ras.
Mungkin parpol melihat potensi-potensi ini. Saya kira ini (gelar pahlawan nasional) adalah usulan yang berlebihan. Belum saatnya meminta gelar pahlawan nasional apalagi sosok Gus Dur lebih dari itu, mungkin beberapa tahun lagi. Yang penting sekarang adalah mengeksplorasi gagasan Gus Dur.
Lalu, apa landasan partai politik mengusulkan gelar pahlawan terhadap Gus Dur?
Kalau parpol yang mendukung agar Gus Dur ditetapkan sebagai pahlawan nasional, saya kira agak aneh. Padahal yang lebih penting dari itu, bukan gelarnya tetapi semangat Gus Dur. Jangan sampai niatan penganugerahan pahlawan nasional kepada Gus Dur justru untuk kepentingan politik satu kelompok tertentu.
Bagaimana dengan saat ini pula terjadi perebutan ‘wasiat’ Gus Dur di internal PKB antara Muhaimin Iskandar dengan Yenny Wahid?
Menurut saya, PKB seharusnya melihat wafatnya Gus Dur sebagai sebuah momentum penting untuk meneruskan visi pendirinya itu. Bukan siapa yang menerima wasiat, tetapi siapa yang memiliki visi sama dengan Gus Dur seperti pembelaan terhadap kelompok minoritas, menghargai keragaman, dan pembelaan terhadap kelompok marginal. Saya kira saat ini menjadi momentum komunikasi politik yang penting.
Bagaimana dengan Presiden SBY terkait wafatnya Gus Dur ini?
Saya kira bagi SBY juga menjadi momentum yang penting juga. Saya melihat SBY mengambil momen meninggalnya Gus Dur dengan baik. Mungkin publik akan lebih bersimpati pada SBY. Kenapa SBY datang-datang cepat, saya kira momen penting, karena tidak bisa dipungkiri Gus Dur menjadi magnit yang luar biasa. [mdr]

Minggu, 03 Januari 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Foto PKS Gajahmungkur di Palestine's Dialogue Forum

Comments :
0 komentar to “Usulan Pahlawan Gus Dur Politis!”
Posting Komentar