
ANKARA (SuaraMedia News) – Israel sebaiknya berpikir ulang sebelum kehilangan negara sekutu seperti Turki, demikian bunyi peringatan Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan. Erdogan menegaskan bahwa kerjasama bilateral antara Turki dan Israel dalam beberapa bidang tidak akan mungkin dilanjutkan karena tiadany
Dalam sebuah wawancara untuk menandai peluncuran program layanan bahas baru di saluran televisi Euronews, Erdogan ditanyai mengenai masa depan hubungan antara Turki dan Israel.
“Setelah apa yang telah terjadi, apakah Anda masih berpikir bahwa Turki akan menjadi mediator untuk menghubungkan Israel dan Syria serta negara-negara Arab lainnya?” tanya Euronews kepada Erdogan, merujuk pada fakta ketegangan hubungan diplomatik pasca perlakuan buruk Deputi Menteri Luar Negeri, Danny Ayalon, terhadap duta besar Turki di Tel Aviv, Ahmet Oguz Cellikol bulan lalu.
“Israel harus berpikir masak-masak mengenai apa yang terjadi jika kehilangan negara rekan seperti Turki di masa mendatang,” jawab Erdogan.
“Dalam konteks diplomasi internasional, apa yang mereka lakukan kepada duta besar kami sama sekali tidak dapat diterima. Kami telah melakukan yang terbaik dalam hubunga Israel - Syiria,” tambahnya.
Israel dan Syria telah melakukan empat kali dialog internasional dengan Turki sebagai penengah pada tahun 2008, namun pembicaraan tersebut terhenti setelah Israel melakukan agresi mematikan di Jalur Gaza pada akhir tahun 2008.
“Namun kini kita mendengar Benjamin Netanyahu berkata ‘Saya tidak percaya Erdogan, tapi saya percaya (Presiden Perancis Nicolas) Sarkozy’. Apakah harus menyebut-nyebut nama orang? Hal ini juga tidak pantas dalam dunia diplomasi, karena ketika hal itu dikatakan, bagaimana mungkin saya percaya kepada orang lain jika orang itu tidak mempercayai saya? Saat ini, ada sejumlah kesepakatan signifikan antara kami dan Israel. Bagaimana mungkin kesepakatan-kesepakatan itu terus berlanjut jika tidak ada rasa saling percaya? Saya rasa Israel sebaiknya melihat kembali hubungannya dengan negara-negara tetangga jika Israel merasa sebagai kekuatan dunia,” kata Erdogan.
Pada musim gugur 2009, Netanyahu mengatakan bahwa dirinya keberatan jika Turki terus melanjutkan peranan sebagai mediator. Netanyahu juga merasa bahwa Turki tidak mungkin jadi mediator yang jujur dalam dialog antara kedua kubu.
Beberapa minggu setelah deputi menteri luar negeri Israel membuat gusar Turki dengan memanggil duta besar Turki untuk Israel untuk kemudian didamprat secara memalukan. Dalam sebuah laporan Pusat Penelitian Politik Kementerian Luar Negeri Israel pekan lalu, Erdogan dituding telah menyulut sikap anti Semitisme melalui kritikannya terhadap Israel.
Berkenaan dengan laporan tersebut, Euronews menanyakan kepada Erdogan mengenai kemungkinan cara penanganan kritikan terhadap Israel dengan lebih diplomatis.
“Saya mengatakan yang sebenarnya, dan sampai kapanpun saya akan tetap melakukan itu,” kata Erdogan. “Turki adalah sebuah negara yang memiliki sejarah berusia beratus-ratus tahun. Ketika Anda berbicara kepada negara seperti Turki, maka Anda harus berhati-hati. Ketika ada banyak warga sipil tak bersalah yang dibantai dengan keji, dihajar dengan ledakan bom fosfor, dihancurkan infrastrukturnya oleh bom dan orang-orangnya dipaksa untuk tinggal di penjara terbuka, sebuah hal yang kami lihat tidak sejalan dengan Deklarasi HAM PBB, dan juga hak asasi manusia pada umumnya, maka kami tidak mungkin menutup mata atas semua yang telah terjadi.”
Sarkozy juga tak luput dari kritikan Erdogan karena sikap presiden Perancis tersebut yang menentang bergabungnya Turki ke dalam Uni Eropa.
“Keanggotaan Uni Eropa adalah sebuah impian negara kami selama setengah abad,” kata Erdogan, mengisyaratkan determinasi untuk terus memperjuangkan hal tersebut.
“Terkadang, Sarkozy mengatakan hal-hal yang tidak bisa diterima akal sehat. Tapi tak peduli apapun yang dia katakan, kami akan terus berusaha, kecuali seluruh negara anggota Uni Eropa mengatakan bahwa mereka tidak menginginkan Turki,” kata Erdogan ketika ditanya mengenai sikap Sarkozy yang menentang keanggotaan Turki. (dn/tz)
Comments :
0 komentar to “Erdogan: Israel Harus Hati-Hati Bicara Dengan Turki”
Posting Komentar