Simple Template For Entertainment News


Tempat Informasi Kegiatan Kader DPC PKS Gajahmungkur


GALLERY


Senin, 28 Desember 2009

Pelukan Efektif Untuk Menyehatkan Emosional

Sering-seringlah memberikan pelukan, karena pelukan banyak memberikan manfaat. Salah satunya adalah memberikan kesehatan emosional kepada mereka yang melakukan.

Wajah Mara (38) tampak sedih. Baru saja ia mendengar cerita dari adiknya Raoul (35) yang sedang menghadapi persoalan rumah tangganya. Istri Raoul, Kyla (32) mengancam akan mengajukan gugatan cerai bila Raoul tidak merubah sikap terhadapnya. Sebagai kakak, tentu saja ini menjadi beban Mara. Benak wajah kedua anak Raoul dan Kyla yang lucu-lucu membuatnya sedih.

Ia pun segera mencari tahu apa sebenarnya yang terjadi pada keluarga adiknya tersebut. Setelah ditelisik, ternya Raoul sebagai ayah tidak pernah bisa dekat dengan dua putranya Danzel dan Fabian. Misalnya mengajak main, bercerita, jalan-jalan bersama dan juga memikirkan masa depan anak-anaknya. Bahkan pada suatu kesempatan pernah Raoul berkata jika dia tidak pernah menginginkan punya anak dan keinginan mempunyai anak berasal dari sang istri.

Dengan keadaan tersebut, Raoul benar-benar tidak mempunyai kedekatan secara fisik dan emosional. Kyla, istri Raoul pernah berkata pada Mara, sang Kakak ipar kalau dia sudah tak tahan lagi dengan pertanyaan dan pendapat dari sang suami kalau rambut dia harus dicat warna tertentu dan berat badan harus sekian kilo dan sebagainya.

”Untuk anak tidak ada sama sekali perhatian. Saya sudah berkata sudah capai dan muak dengan hal-hal kecil seperti ini,” ucap Kyla.

Masih banyak sikap Raoul yang membuatnya tersiksa. Misalnya Raoul yang bekerja di Singapura pulang sekitar dua atau tiga bulan sekali, dan berjanji ingin mengajak anak-anaknya bermain golf atau bola saat pulang ke rumah. Namun ternyata sampai rumah marah-marah karena melihat rumah kotor, yang ada ia menghabiskan waktu untuk membersihkan rumah dan sama sekali tidak meluangkan waktu sama sekali untuk mengajak anak-anaknya bermain.
Ternyata sikap Raoul tersebut tak lepas dari pengalaman masa kecilnya. Saat ia berusia 4-5 tahun, Ayah mereka pernah mempunyai wanita simpanan lain dan jarang pulang ke rumah. Keadaan ini membuat ibu mereka sangat sedih dan tertekan sekali sehingga ketika Raoul berusia balita kedua orangtua Raoul hampir tidak pernah atau jarang sekali bermain bersama. Hubungan orang tua yang buruk tersebut bagi keluarga akan memancarkan energi negatif dan keadaan ini tentunya sangat tidak baik buat perkembangan anaknya.

Emosi yang ada pada Raoul saat itu adalah merasa sendiri dan sepi dan karena anak ini cerdas, dia mengompensasikannya dengan aktivitas untuk main sendiri dan menjadi anak yang sangat perfeksionis. Misal dia harus melakukan segala sesuatu dengan rapih dan teratur dan senang sekali mengatur dan membersihakan rumah misalnya.

Sikap dan sifat itulah yang kemudian dia bawa dalam keluarganya. Dalam benak Raoul muncul persepi biarkan anak-anak main sendiri karena saat itu ketika dirinya kecil dia juga bermain sendiri. Di sisi lain, ia menuntut si istri harus cantik dan rapih. Tujuannya tak lain karena dia tak ingin melakukan hal yang telah dilakukan ibunya. Dengan istri cantik, dia berharap tak akan lagi tergoda pada perempuan lain.

Persepi di atas tertanam di bawah alam sadar Raoul, dan hal ini yang mebuat dia memiliki kebiasaan yang sama dengan ayahnya yaitu tidak bisa mengajak anaka-naknya untuk bermain. Mara mengatakan bahwa ayah mereka bukanlah tipe ayah yang sering berkomunikasi, mengajak bermain anak-anaknya dan memiliki hubungan yang dekat misalnya membelai dan memeluknya.

”Secara perhatian dalam hal finansial sangatlah baik apapun juga yang anak-anaknya inginkan pasti dipenuhi oleh ayahnya kecuali dalam hal perhatian,” ungkapnya.

Persoalan tersebut mungkin banyak juga menimpa keluarga-keluarga lain di Indonesia. Untuk menghindarinya, Praktisi Emotional Intelligence Parenting dari Radani Emotional Intellegence Parenting Center Hanny Muchtar Darta, Certified EI, PSYCH-K, SET, mengatakan pentingnya melakukan stimulasi dengan pendekatan 4-B. ”Belailah” anak dengan memeluk sesering mungkin dan menciumnya, ” Bicaralah” dengan anak dan juga bacakan buku sesering mungkin, ”Bermain” dengan anak yang melibatkan fisiknya, dan bermain dengan anak yang melibatkan anak untuk ”Berpikir,” jelasnya.

”Belailah anak, peluklah dan ciumlah,” tandas praktisi lulusan pendidikan di Emotional Intelligence Six Seconds ini.

Menurutnya, dengan memeluk anak-anak sebanyak 12 kali sehari berarti Anda dan pasangan telah memberi stimulasi yang akan membuat sehat secara fisik dan emosi. Senada dengan Hanny, Dr. Harold Voth, senior psikiater di Kansas, Amerika Serikat sepakat akan hal tersebut. Malah ia telah melakukan riset yang berhubungan dengan pelukan yang melibatkan beberapa ratus orang. Hasilnya, mereka yang berpelukan mampu mengusir depresi, meningkatkan kekebalan tubuh, awet muda, tidur lebih nyenyak dan lebih sehat.

Dr. Bhagat salah satu dokter yang meneliti pengaruh pelukan di India, mengatakan bahwa beliau juga mengharapkan masyarakat untuk mengerti akan manfaat sentuhan dan pelukan. Sehingga para orangtua akan sering saling menyentuh dan memeluk anaknya.

Perilaku ini tentu saja akan memberikan contoh yang baik pada anak-anaknya. Dan akan membuat mereka semakin sering memeluk dan menyentuh anak-anaknya, karena merekapun merasakan manfaat dari stimulasi tersebut.

”Ketika kita melakukan aktivitas menyentuh, memeluk, membelai, dan mencium orang-orang terdekat kita maka kita akan merasakan kenyamanan, merasa diterima, dihargai, dilindungi dan kita merasa orang tersebut akan selalu berada di sisi kita,” papar Hanny.

Mengapa kenyamanan tersebut kita rasakan? Karena seluruh bagian di kulit kita memiliki organ perasa. Dari ujung kaki hingga kepala adalah area yang sensitif bila disentuh. Seluruh kulit kita, sangat peka dengan pelukan, dan sangat membutuhkan sentuhan hangat dan erat.

Saat berpelukan, tubuh melepaskan oxytocin, hormon yang berhubungan dengan perasaan damai dan cinta. Hormon oxytocin ini membuat jantung dan pikiran sehat. Hormon oxytocin ini baru bisa keluar jika manusia memiliki kehidupan sehat, merasa damai, dan tentram.

Pelukan mentrasmisikan energi positif pada orang yang kita peluk dan akan membuat emosi negatif misalnya perasaan sedih dan kecewa yang dirasakan oleh orang tersebut. Perasaan tersebut akan tertransformasi menjadi emosi positif karena dia menjadi merasa nyaman dan merasa orang yang memeluknya sangat melindunginya.

Comments :

0 komentar to “Pelukan Efektif Untuk Menyehatkan Emosional”

Posting Komentar


Jadwal Sholat

 

Copyright © 2009 by DPC PKS Gajahmungkur Rindu Semarang Berubah Powered By Blogger Design by PKSGM-Team