![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjv_CwXU-yPOAxJY-j3Kaj8HwZDt_DxVhjglzhdR7k8W_aYcF3AVr-nfSu64txF_G7BaRlaC1RhWLG7sd-uaOr8VUnQWsZXPEkBJOv3B8mvJHUqBrgAb4Kjz_Uibht4qy-ZLlvUdojb0FU/s320/erdo_200_200.jpg)
TRIPOLI (SuaraMedia News) Negara-negara Arab telah berusaha pada hari Sabtu dalam sebuah tindakan bersama terhadap Israel dalam konflik Yerusalem yang dikatakan oleh Palestina menjadi target Yahudisasi Israel, sebagaimana disampaikan Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan, mengatakan bahwa masalah Palestina adalah masalah paling penting yang memerlukan solusi segera di wilayah ini.
Erdogan menggambarkan pernyataan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tentang mempertahankan Yerusalem sebagai ibukota Israel abadi dan bersatu sebagai "kegilaan" belaka.
Dia mengatakan dalam sebuah pernyataan di sesi pengukuhan KTT Arab di Libya bahwa pernyataan itu akan mengakibatkan konsekuensi serius yang mempengaruhi seluruh wilayah.
Erdogan mengatakan masyarakat internasional menghadapi ujian berat baru dan berkaitan dengan menghidupkan kembali proses perdamaian di sana.
"Yerusalem merupakan hal yang sangat penting bagi seluruh kawasan dan dunia Islam. Serangan Israel terhadap Yerusalem dan tempat-tempat suci tidak dapat diterima," katanya.
"Kita harus mempelajari kemungkinan bahwa proses perdamaian akan gagal total," Sekretaris Liga Arab Jenderal Amr Moussa mengatakan pada hari Sabtu dalam pidato pembukaannya pada KTT Liga Arab di kota Sirte Libya.
"Sudah waktunya untuk menghadapi Israel. Kita harus memiliki rencana alternatif karena situasi telah mencapai titik balik," katanya.
Sebagai alternatif solusi dengan negara-negara Arab, para pemimpin juga akan membahas sejumlah strategi, termasuk membuat catatan dari apa yang mereka anggap sebagai "pelanggaran" Israel di Yerusalem untuk merujuk kepada tubuh yang lebih tinggi seperti Mahkamah Pidana Internasional, yang berbasis di Den Haag di Belanda.
Proses perdamaian Timur Tengah yang bermasalah mengalami kemunduran bulan ini ketika Israel mengumumkan keputusan untuk membangun 1.600 rumah baru di sebuah pemukiman di dekat Yerusalem timur.
Berbicara kepada para pemimpin Arab pada pertemuan puncak Liga Arab, Moussa mengatakan upaya negosiasi telah mencapai titik balik dan bahwa sudah waktunya bagi negara-negara Arab untuk berdiri ke Israel.
"Proses perdamaian telah memasuki tahap baru, mungkin tahap terakhir. Kami telah menerima usaha.mediator
"Kami telah menerima terbuka proses perdamaian, tetapi yang mengakibatkan hilangnya waktu dan kami tidak mencapai apa-apa dan mengizinkan Israel untuk menjalankannya kebijakannya selama 20 tahun."
Erdogan mengatakan masyarakat internasional menghadapi ujian berat baru dan berkaitan dengan menghidupkan kembali proses perdamaian di sana, badan Anadolu melaporkan.
"Yerusalem merupakan hal yang sangat penting bagi seluruh kawasan dan dunia Islam. serangan Israel terhadap Yerusalem dan tempat-tempat suci tidak dapat diterima," katanya.
Blokade Israel di Gaza mengakibatkan tragedi kemanusiaan di depan mata masyarakat internasional, kata Erdogan.
"5.000 keluarga di Gaza hidup di tenda-tenda. Kemanusiaan harus menaikkan suara terhadap situasi ini," katanya.
Mengenai masalah Palestina, Perdana Menteri Erdogan mengatakan blokade ini harus diakhiri secepat mungkin dan masyarakat internasional harus melakukan apa pun yang diperlukan untuk menormalkan kondisi di wilayah ii.
Pemimpin Arab diharapkan untuk meratifikasi perjanjian yang disusun oleh menteri luar negeri mereka untuk meningkatkan $ 500 juta dalam bantuan untuk meningkatkan taraf hidup warga Palestina di Yerusalem sebagai bagian dari sebuah "penyelamatan" rencana kota.
Seorang pejabat senior pejabat Palestina mengatakan uang akan pergi ke arah perbaikan infrastruktur, membangun rumah sakit, sekolah, air sumur dan menyediakan dukungan keuangan bagi mereka yang rumahnya telah dihancurkan oleh pemerintah Israel.
Dia juga mengatakan Liga Arab harus membuka dialog dengan Teheran untuk mengatasi kekhawatiran, terutama di kalangan tetangga Iran di Teluk, tentang program nuklirnya.
Tentang Iran, Moussa mengakui negara-negara anggota memiliki perbedaan dengan Teheran, tetapi mengatakan bahwa mereka mempunyai kepentingan bersama juga.
"Kita harus membuka dialog dengan Iran. Saya tahu ada kekhawatiran di kalangan orang Arab mengenai Iran, namun situasi ini menegaskan perlunya dialog dengan Iran," katanya.
Kepala Liga Arab juga mengusulkan membuat pengelompokan regional yang akan menyatukan negara-negara Arab dan Turki.
Perdana Menteri Turki Tayyip Erdogan adalah seorang tamu pemimpin Libya Muammar Gaddafi di KTT.
Erdogan mengatakan Turki dan Arab tidak hanya berbagi geografi yang umum, tetapi juga kebudayaan umum, peradaban dan kepercayaan umum.
Semua masalah di kawasan ini dapat diatasi dengan kerjasama yang sehat, katanya.
Turki terlampir sebagai salah satu negara penting bagi Liga Arab dan merasa bangga atas pengaruh yang efektif dalam politik regional dan global, kata Erdogan.
"Turki siap untuk bekerja sama dengan Liga Arab di daerah manapun. Kami akan melakukan apa pun yang kami bisa tentang masalah ini," katanya. (iw/pi/wb)
Comments :
0 komentar to “Turki : Yerusalem Sebagai Ibukota Israel Adalah “Gila””
Posting Komentar