Jakarta (ANTARA News) - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Anis Matta mengingatkan perlunya pelatihan bagi kaum perempuan dalam hal inovasi politik sehingga tidak selalu tergantung kepada pria dalam membuat keputusan politik.

"Saya menyarankan di kalangan akhwat (perempuan) agar ada banyak pelatihan yang terkait masalah inovasi dan mulai mengurangi ketergantungan pada ikhwan (pria) dalam pola menjalankan jabatan publik dan kampanye," katanya, di Jakarta, Sabtu, dalam seminar "Mempersiapkan Perempuan Menjadi Pilar Negara".

Dalam seminar yang diselenggarakan dalam rangka Musyawarah Nasional PKS ke-2 ini, Anis mengatakan, umumnya perempuan menghadapi kendala psikologis untuk dapat berinovasi. Kendala psikologis tersebut adalah rasa takut untuk salah atau disalahkan.

"Ada rasa rasa takut salah atau disalahkan, selain itu kaum perempuan rentan pada penolakan. Jangan takut ditolak, kalau ada ide lontarkan saja dan penolakan itu jangan dipersonalisasi," katanya dihadapan ratusan perempuan PKS peserta seminar.

Menurut Anis, saat ini adalah masa transformasi bagi perempuan Indonesia karena perempuan dituntut untuk turut berkiprah dalam berbagai bidang tidak terkecuali dunia politik.

Melalui kebijakan afirmatif untuk perempuan, keterwakilan perempuan di parlemen maupun pemerintahan harus dipertimbangkan.

Menghadapi tuntutan ini, Anis mengatakan perempuan Indonesia harus mulai menyiapkan diri dan mental untuk menghadapi masa transformasi. Selain dilatih untuk berinovasi, perempuan juga perlu mendapatkan pelatihan untuk menjadi "orang panggung".

Orang panggung yang dimaksud adalah orang yang mampu berbicara di depan publik untuk mengutarakan ide-idenya dan membawa diri. Perempuan, ujarnya, tidak cukup hanya menjadi orang dibalik layar.

"Mentalitas ini yang perlu kita jaga. Selama mentalitas ini bisa dipertahankan, maka transformasi ini bisa kita lalui," katanya.

Berbicara tentang keterwakilan perempuan PKS di legislatif, Anis mengatakan, banyak kemajuan. Pada 1999 jumlah keterewakilan perempuan PKS di legislatif hanya satu orang, kemudian meningkat menjadi 75 orang baik di DPR maupun DPRD pada 2004.

Kemudian pada 2009, jumlahnya meningkat menjadi 104. Selain itu, jumlah keterwakilan perempuan di Majelis Syuro PKS juga meningkat menjadi 13 orang dari yang sebelumnya hanya 10 orang.

Seminar tentang perempuan yang diselenggarakan PKS ini juga menghadirkan sejumlah pembicara diantaranya adalah Wakil Ketua DPD RI GKR Hemas, Anis Byarwati dari PKS, dan anggota DPR dari PKS Ledia Hanifa Amalia.

(T.H017/S026)